nusakini.com - Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan, selama periode Oktober 2017, laju inflasi di Ibukota tercatat sebesar 0,06 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan dan minuman jadi, rokok serta tembakau sebesar 0,81 persen.


Kepala BPS DKI Jakarta, Thoman Pardosi mengatakan, komoditas lain yang mengalami inflasi yakni kelompok kesehatan 0,38 persen dan kelompok sandang 0,24 persen.


"Meski demikian, inflasi ini menunjukan bahwa harga-harga di DKI ini cukup terkendali," ujarnya di Gedung BPS DKI Jakarta, Jalan Salemba, Jakarta Pusat


Ia menjelaskan, inflasi tertinggi yang terjadi di kelompok makanan jadi disebabkan adanya kenaikan harga pada sub kelompok makanan jadi atau siap saji sebesar 1,11 persen. Selain itu, sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol turut menyumbang kenaikan sebesar 0,46 persen.


"Kalau dilihat trend-nya, bahan baku makanan sebenarnya tidak naik. Kesimpulan sementara kami inflasi terjadi karena perilaku pedagang dan konsumen," katanya.


Thoman melanjutkan, untuk kelompok sandang, kenaikan terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,78 persen. Kemudian sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,16 persen.


"Inflasi ini bukan berarti berdampak buruk bagi perekonomian di DKI. Kita berharap inflasi ini tetap stabil sampai akhir tahun," tandasnya.(pr/kj/al)